1.
TUJUAN PERCOBAAN
- Siswa mengetahui bahaya formalin bagi kesehatan
- Siswa mengetahui proses pembuatan tahu tanpa formalin
- Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat koloid
2.
DASAR TEORI
Dasar pembuatan tahu
adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai dengan menggunakan air
sebagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut, diusahakan untuk diendapkan
kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai terbentuk gumpalan-gumpalan
protein yang akan menjadi tahu.
Salah satu cara pembuatan
tahu ialah dengan menyaring bubur kedelai sebelum dimasak, sehingga cairan tahu
yang sudah terpisah dari ampasnya. Cairan tahu ini biasa disebut dengan susu
kedelai. Susu kedelai termasuk kedalam koloid. Medium pendispersinya adalah
air, zat terdispersinya adalah kedelai (padatan).
Tahu bersifat mudah rusak (busuk).
Disimpan pada kondisi biasa (suhu ruang) daya tahannya rata-rata 1 – 2 hari
saja. Setelah lebih dari batas tersebut rasanya menjadi asam lalu
berangsur-angsur busuk, sehingga tidak layak dikonsumsi lagi. Akibatnya banyak
usaha yang dilakukan produsen tahu untuk mengawetkannya, termasuk menggunakan
bahan pengawet yang dilarang, misalnya formalin.
Formalin
adalah nama dagang untuk larutan formaldehida 36 – 40%. Zat ini merupakan
desinfektan yang sangat kuat, dapat membasmi berbagai macam bakteri pembusuk
dan jamur, juga dapat mengeraskan jaringan tubuh. Benda yang diawetkan dengan
formalin dapat tahan lama disimpan. Di bidang kedokteran dan biologi, larutan
formalin 5 – 10 % digunakan sebagai pembunuh kuman dan bahan pengawet tubuh
atau bagian-bagian tubuh, sehingga sekarang terkenal dengan sebutan bahan
pengawet mayat. Pada kadar 0,5 % formalin digunakan untuk mencuci luka.
Tahu
akan awet sampai seminggu atau lebih jika direndam dalam larutan formalin,
tanpa perlu disimpan di lemari es. Tahu akan menyerap formalin, dan formalin
itu tidak hilang setelah tahu digoreng atau direbus. Tahu yang telah
direndam dengan formalin teksturnya menjadi kompak dan keras. Kadar airnya
lebih sedikit. Adanya formalin dalam tahu, selain dapat dilihat dari teksturnya
yang menjadi keras, juga dapat diketahui dari baunya. (Koswara, 2008)
Dengan
maraknya penggunaan formalin sebagai pengawet tahu, maka dirasakan perlu untuk
mencari alternatif lain yang aman untuk mengawetkan tahu. Cara mengawetkan tahu
dengan cara yang aman, mudah dan murah perlu diketahui oleh siswa sehingga
dapat menyebarkannya pada masyarakat.
3.
ALAT DAN BAHAN
Alat – Alat yang digunakan
1) Baskom atau ember kecil
2) Kain Saring
3) Blender
4) Cetakan yang terbuat dari plastik dan
sudah dibolongi bagian bawahnya
5) Kompor
6) Panci
kecil
7) Pengaduk
8) Wadah yang dapat digunakan sebagai
pemberat
Bahan-Bahan
yang digunakan
1) Kedelai
¼ kg
2) Air secukupnya
3) Cuka atau air jeruk nipis
4) Garam
4.
CARA KERJA & PENGAMATAN
CARA KERJA
|
PENGAMATAN
|
1) Pilih kedelai yang bersih, kemudian
dicuci;
2) Rendam dalam air bersih selama 8 jam
(paling sedikit 3 liter air untuk 1 kg kedelai). Kedelai akan mengembang jika
direndam;
3) Cuci berkali-kali kedelai yang telah
direndam. Apabila kurang bersih maka tahu yang dihasilkan akan cepat menjadi
asam;
4) Tumbuk kedelai dan tambahkan air hangat
sedikit demi sedikit hingga berbentuk bubur; (perbandingan air dengan kedelai
2:1)
5) Bubur kedelai disaring dengan
menggunakan kain saring, ambil cairannya. Cairan tahu ini disebut dengan susu
kedele
6) Masak susu kedelai tersebut, jangan
sampai mengental pada suhu 700 ~ 800C (ditandai dengan
adanya gelembung-gelembung kecil);
7) Diamkan susu kedelai hingga dingin
8) Tambahkan 3 ml asam cuka untuk 1 liter
susu kedelai, sedikit demi sedikit sambil diadauk perlahan-lahan.
9) Tempatkan tahu didalam cetakan yang
telah dilapisi kain saring. Biarkan air sisa tahu keluar.
10) Pres tahu tersebut dengan menggunakan
wadah plastik yang telah diisi air.
11) Diamkan hingga tahu sudah benar-benar
kering
12) Ambil tahu dalam cetakan, kemudian rebus
13) Buat larutan garam, kemudian
14) Masukkan tahu dalam keadaan panas
kedalam larutan garam
|
|
5.
PERTANYAAN
1) Mengapa tahu formalin berbahaya bagi
kesehatan?
2) Mengapa harus menggunakan air panas ketika
menggiling kedele?
3) Apakah tujuan pemanasan susu kedelai?Bagaimana
membuat susu kedele?
4)
Mengapa pemanasan susu kedelai tidak dilakukan dengan
menggunakan api besar (sampai suhu 1000C) ?
5)
Bagaimana cara membuat larutan garam 5%?
6) Pada pembuatan tahu, bagian manakah yang
termasuk kedalam koloid? Termasuk kedalam koloid jenis apa? Mengapa?
7) Sifat koloid apa yang ada pada praktikum
ini?
8) Apakah praktikum pembuatan tahu ini
bermanfaaat bagi anda? Jelaskan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar